Minggu, 23 Juni 2013

Hapuskan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)



Beberapa tahun lalu telah hadir buku panduan bernama LKS atau lembar kegiatan siswa di ranah dunia pendidikan Indonesia kita, mulai dari tingkat SD sampai SMU, beragam isi dan materi juga penerbitnya. LKS hadir di tengah masyarakat pendidikan tujuanya adalah agar murid bisa dengan cepat berkreatif dari masing-masing pelajaran, namun apa yang terjadi murid hanya dibebani soal-soal yang mereka sendiri tidak tahu jawabanya hal itu terjadi disebabkan oleh murid-murid tidak  sempat untuk memiliki buku paket.

Hal seperti itu sepertinya terbalik, mengapa demikian ?.Sebab pada hakekatnya murid dituntut untuk gemar membaca materi pelajaran sedangkan disisi lain murid sekarang malas untuk belajar atau membaca. Anggapan pendidik bahwa kehadiran LKS sangat membantu, tetapi secara riil dengan adanya LKS para pendidik tidak semestinya mengajar tetapi hanya menyuruh siswa untuk mengerjakan LKS tanpa disadari untuk membaca buku acuannya terlebih dahulu. Sehingga berdampak bahwa murid bukan semakin pintar tetapi semakin bodoh dengan sendirinya.

LKS sama dengan bisnis
Keberadaan LKS makin hari makin laris adanya, hal seperti itu merupakan lahan bisnis yang empuk tanpa mereka sadari, mereka tidak berfikir lebih jauh tentang adanya LKS yang penting laris manis barang dagangan habis. Dan LKS tersebut tidak membuat pendidik menjadi lebih kreatif, tinggal comot dari isi LKS kemudian murid mengerjakannya. Tidak seperti dulu kita (penulis) hanya memiliki buku-buku paket sebagai pelengkap yang utama adalah keterangan dari pendidik (guru), apalagi buku-buku paket tersebut dapat diwariskan kepada adik-adik kelasnya. Tidak seperti sekarang bahwa LKS “habis manis sepah dibuang” artinya tidak bisa diwariskan kepada adik-adik kelasnya.





Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar