Allah telah memperingatkan tentang perkara
kematian pada surat Al-jumuah ayat 8. Kepergian kita menuju alam barzah adalah
pasti. Namun kematian adalah bukan akhir dari kehidupan yang hakiki. Justru
kematian adalah awal dari kehidupan yang abadi. Namun hanya amal kehidupan
dunia yang akan menjadi penentu posisi kita di kehidupan abadi nanti. Artinya
dunia adalah satu satunya tempat yang menjadi ladang amal dan pahala untuk
bekal kehidupan abadi. Yang pasti ajal tidak mengenal waktu kapan, dan ajal tidak
akan menunggu kita untuk bertaubat.
Berdasarkan hadis rasulullah bersabda. Ada 3
perkara yang mengikuti mayit kealam barzah yaitu keluarga, harta dan amalnya.
Yang 2 kembali sedangkan yang 1 tinggal bersamanya yaitu amalnya. Hadist
riwayat bukhari dan muslim.
Ajal memiliki arti terlambat atau tertunda. Makna lainnya adalah jangka
waktu yang ditetapkan untuk sesuatu atau perbuatan. Dalam alquran ada sekitar
55 kali kata ajal yang artinya bahwa ajal adalah berakhirnya kehidupan seorang
manusia didunia, semua mahkluk yang bernyawa akan mengalami kematian. Hanya
allah yang tahu kapan ketetapan ajal seseorang. Dalam surat lain pun mengatakan
dimanapun kalian berada, kematian akan menjemput kalian meskipun kalian berada
dalam benteng yang tinggi dan kokoh (An-nisa ayat 78). Namun rasulullah saw pernah bersabda siapa pun yang
dilancarkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia bersilaturahmi.
Hadis ini jelas berbeda dengan sebuah ayat yang mengatakan bahwa ajal tidak
bisa ditunda. Para ulama berpendapat bahwa pertambahan umur yang dimaksud ini
bukanlah untuk menunda ajal tapi berupa keberkahan umur dan jejak amal shaleh
yang dikenang terus dan menghasilkan manfaat. Bisa kita lihat seseorang yang
sering bersilaturahmi begitu banyak orang yang menshalatkannya, mendoakannya
dan mengantarkannya ke liang lahat. Ketika
ajal datang malaikat maut menghampiri dan disini lah detik-detik yang sangat
menyakitkan yaitu sakratul maut. Ini lebih menyakitkan daripada sayatan
gergaji, air mendidih di bejana. Jika ada mayat yang dibangkitkan dan
menceritakannya niscaya penduduk dunia tidak akan nyaman dalam tidurnya.
Rasulullah pun mengalami pedihnya sakratul maut.
Artikel Terkait:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar