Minggu, 31 Maret 2013

Anak pinggiran


Anak pinggiran


Ditulis dari curhat temanku selagi aliyah, bertutur setelah 23 tahun berlalu perjalanan pahit hidupnya dimasa kecil karena keadaan ekonomi orang tuanya yang sangat kekurangan lalu ibunya meninggal ketika dia baru masuk sekolah dasar.

Ayah tercintanya tidak mampu menyekolahkannya walau hanya sekolah dasar, sebutlah si anak ini hasan namanya, hasan benar-benar merasa bingung karena didalam jiwanya berkecamuk rasa ingin sekolah seperti anak-anak yang lain, hasan berpikir kerja apa saja boleh yang penting bisa mebuat dia  sekolah, maka Allah Swt membimbingnya sehingga ia terpikir untuk mencari orang tua angkat walau dia akan dijadikan pembantu dia sangat siap, sing penting dipikirannya dia bisa makan dan bisa sekolah

Maka dia menemui bapak juru tulis desa yang cukup kaya di kampungnya agar bersedia mempekerjakannya walau dia dijadikan pembantu dirumah sang juru tulis,  hasan sangat merasa senang yang penting dia bisa makan dan bisa sekolah.

Rupanya bapak juru tulis desa ini berbaik hati menerima hasan bekerja di rumahnya sebagai pembantu di rumahnya dengan kesepkatan hasan  akan dicukupi kebutuhannya dan akan disekolahkan.

Maka hasan sangat kegirangan dengan kebaikan bapak juru tulis desa itu, sangat sungguh-sungguhlah hasan bekerja di rumah bapak ulis ini agar dirinya bisa disayangi oleh majikannya.

Melihat kerajinan hasan maka bapk ulis ini sangat sayang pada hasan maka sampailah hasan tamat sekolah dasar maka bapak ulis ini menawarkan hasan untuk melanjutkan sekolah menengah pertama menemani anak pertamanya yang bernama wawan sama-sama akan masuk sekolah menengah pertama dengan sarat hasan harus melayani anak pertama bapak ulis, seperti mencuci bajunya, memasak makananya,termasuk menemani belajarnya.

Terjadilah kesepakatan antara bapak ulis sengan hasan, sekolah menengah pertama yang akan mereka tuju sungguh sangat jauh dari desanya memerlukan waktu 6 jam lama perjalan dengan hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki, naik gunung turun gunung lokasi kecamatan yang akan hasan bersama anak majikannya tempuh.

Hasan dan anak majikannya dititipkan oleh bapak ulis pada sudaranya yang tingal didekat sekolah menengah yang akan dimasuki oleh hasan dengan anak majikannya, sebutlah pa lili nama saudara majikan hasan, tinggalah hasan bersama wawan dirumah pak lili.

Mulailah hasan dan wawan menuntut ilmu di sekolah menengah pertama negri cisewu, hari berganti minggu, minggu berganti bulan, sampailah hasan dan wawan pada semester pertama kls 1 smp.

Namun sunggguh malang sangat malang nasib hasan ketika pembagian raport hasan mendapat rangking ke tiga sedang wawan sang anak majikan mendapat rangkin ke tujuh belas, hal ini membuat berang sang bapak juru tulis desa yang tidak legowo menerima prestasi anaknya dibawah prestasi hasan.

Diputuslah semua biaya hasan termasuk biaya makannya, dan anaknya wawan dipindahkan tinggalnya dirumah neneknya yang beda kampung, putuslah hubungan hasan dengan bapak ulis desa itu, ditengah kebingungan maka pak lili tempat hasan tinggal merasa iba pada hasan yang terlantar, maka pak lili menawarkan hasan untuk tetap tingal di rumahnya dengan sarat harus sambil membantu pekerjaan pak lili, seperti menyabit rumput, mengambil kayu bakar dan lain sebagainya.

Dengan senang hati hasan menyambut tawaran pak lili dalam benaknya kerja apun juga dia bersedia selama yang mampu ia kerjakan sing penting bisa tetap sekolah, namun lagi-lagi ujian buaat hasan masih datang juga, pada kenaikan kelas hasan naik ke kls dua SMP, sepulang mencari kayu bakar pak lili  bercakap pada hasan bahwa beliau tidak sanggup membiayai hasan lagi dan hasan disuruh mencari majikan baru, dengan alasan pak lili banyak anaknya yang harus beliau sekolahkan.

Disaaat inilah hasan benar-benar merasa kebingungan, tinggal dirantau orang belum ada yang kenal bagaimana bisa mencari majikan dalam sekejap belum lagi bayaran sekolah masih nunggak, hasan benar-benar sangat bingung dalam jiwanya tetap berkecamuk rasa ingin sekolah, umur tiga belas tahun harus berpikir sedasat ini sungguh memilukan.

Hasan berpikir terus sambil mengemasi harta bendanya yang hanya satu wadah bekas kardus mie instan, hasan pikir aku akan pergi ke mesjid agung saja dan akan tinggal di mesjid agung cisewu , biarlah nanti akan kerja mengepel mesjid terus mudah-mudahan ada dermawan yang iba padaku, karena merasa bingung harus pergi kemana?

 Allah Swt memeberikan ujian pasti dengan jalan keluarnya, istri pak lili yaitu ibu lusi membantu mencarikan majikan buat hasan karena merasa iba pada hasan, maka ibu lusi berbicara pada saudaranya yang hanya punya anak satu dan  rumahnya tidak jauh dari rumah ibu lusi pak lili.

Saudara ibu lili bernama bapak rojak sangat baik hati beliaau menjemput hasan dirumah ibu lusi yang sudah bersiap siap mengemas pakainya, lalu pak rojak ini mengajak hasan untuk tinggal dirumahnya dengan persaratan yang sama seperti di majikan yang sudah-sudah, hasan harus membantu pekerjan dirumah bapak rojak, hasan sangat gembira dengan tawaran ini hari itu juga hasan pidah ke rumah bapak rojak.

Kurang lebih lima tahun hasan tingal di rumah bapak rojak sampai hasan tamat sekolahg aliyah [sekolah menengah atas ]. Hasan masih punya cita-cita ingin melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi, lalu dia belajar ternak ikan di selokan hingga hasan bisa menjual ikan, seiring berjalannya waktu dengan berganti tahun maka hasan punya sedikit modal lalu ia mencoba peruntungannya kekota dengan harapan dia bisa bejualan sambil kuliah.

Sampailah hasan di kota lalu ia mulai menjajakan dagangan orang, membantu menyapu dan mengepel di rumah orang untuk bekal mencari makan dan biaya kuliah, selesailah hasan menempuh sarjananya, maka ia pulang kampung dengan terlebih dahulu menjenguk pak lili yang konon kabarnya sedang sakit keras.

Setibanya hasan dirumah pak lili didapatinya pak lili sedang terbaring lemas tak berdaya karena penyakit yang dideritanya dalam usia lanjut, hasan menghampiri pak lili dan membelai pak lili yang telah sedikit banyak berjasa pada hasan, dalam kesedu sedanananya pak lili bertutur bahwa beliau berdosa pada hasan yang dulu telah menyuruhnya pergi dengan alasan  pak lili tidak sangggup lagi membantu hasan sekolah, beliau bilang semua itu hanyalah pemintaan pak juru tulis yang melarang pak lili untuk merawat hasan.

Namun hasan tenang-tenag saja mendengar penuturan pak lili, berselang seminggu kemudian pak lili meninggalkan dunia yang pana ini, hasan terngiang ucapan pak lili tentang pak ulis yang harus mengusirnya dari kediaman pak lili, tapi hasan berhati baik tidak ingin membalas  sikap pak ulis yang ditimpakan padanya, namun malah hasan beniat baik ingin membalas perbuatan pak ulis dengan kebaikan.

Maka terpikirlah oleh hasan untuk meminang anak pak ulis agar hasan bisa menyayangi anak pak ulis setulus hati yaitu adik wawan yang bernama dewi,

Jadilah hasan mempersunting dewi, demikianlah sikap hasan membalas kejelekan dengan kebaikan, siapapun yang telah mengurus kita walau dengan sangat kejamnya, ingatlah bahwa kita pernah makan melalui rijki yang allah titipkan pada orang yang mengasuh kita, ingatlah selalu kebaikan orang walau sekecil apapun, lupakan kesalahan orang  walau sebesar bukit tursina, semoga bisa berbening hati seperti hasan, amiiii….n.

Kini hasan sudah menjadi seorang guru dan peternak ikan yang sukses di kampungnya.


Artikel Terkait:

1 komentar: