Anak pinggiran
Ditulis
dari curhat temanku selagi aliyah, bertutur setelah 23 tahun berlalu perjalanan
pahit hidupnya dimasa kecil karena keadaan ekonomi orang tuanya yang sangat
kekurangan lalu ibunya meninggal ketika dia baru masuk sekolah dasar.
Ayah tercintanya
tidak mampu menyekolahkannya walau hanya sekolah dasar, sebutlah si anak ini
hasan namanya, hasan benar-benar merasa bingung karena didalam jiwanya
berkecamuk rasa ingin sekolah seperti anak-anak yang lain, hasan berpikir kerja
apa saja boleh yang penting bisa mebuat dia
sekolah, maka Allah Swt membimbingnya sehingga ia terpikir untuk mencari
orang tua angkat walau dia akan dijadikan pembantu dia sangat siap, sing
penting dipikirannya dia bisa makan dan bisa sekolah
Maka dia
menemui bapak juru tulis desa yang cukup kaya di kampungnya agar bersedia
mempekerjakannya walau dia dijadikan pembantu dirumah sang juru tulis, hasan sangat merasa senang yang penting dia bisa
makan dan bisa sekolah.
Rupanya
bapak juru tulis desa ini berbaik hati menerima hasan bekerja di rumahnya
sebagai pembantu di rumahnya dengan kesepkatan hasan akan dicukupi kebutuhannya dan akan
disekolahkan.
Maka hasan
sangat kegirangan dengan kebaikan bapak juru tulis desa itu, sangat
sungguh-sungguhlah hasan bekerja di rumah bapak ulis ini agar dirinya bisa
disayangi oleh majikannya.
Melihat
kerajinan hasan maka bapk ulis ini sangat sayang pada hasan maka sampailah
hasan tamat sekolah dasar maka bapak ulis ini menawarkan hasan untuk
melanjutkan sekolah menengah pertama menemani anak pertamanya yang bernama
wawan sama-sama akan masuk sekolah menengah pertama dengan sarat hasan harus
melayani anak pertama bapak ulis, seperti mencuci bajunya, memasak makananya,termasuk
menemani belajarnya.
Terjadilah
kesepakatan antara bapak ulis sengan hasan, sekolah menengah pertama yang akan
mereka tuju sungguh sangat jauh dari desanya memerlukan waktu 6 jam lama
perjalan dengan hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki, naik gunung turun
gunung lokasi kecamatan yang akan hasan bersama anak majikannya tempuh.
Hasan dan
anak majikannya dititipkan oleh bapak ulis pada sudaranya yang tingal didekat
sekolah menengah yang akan dimasuki oleh hasan dengan anak majikannya, sebutlah
pa lili nama saudara majikan hasan, tinggalah hasan bersama wawan dirumah pak
lili.
Mulailah
hasan dan wawan menuntut ilmu di sekolah menengah pertama negri cisewu, hari
berganti minggu, minggu berganti bulan, sampailah hasan dan wawan pada semester
pertama kls 1 smp.
Namun
sunggguh malang sangat malang nasib hasan ketika pembagian raport hasan
mendapat rangking ke tiga sedang wawan sang anak majikan mendapat rangkin ke tujuh
belas, hal ini membuat berang sang bapak juru tulis desa yang tidak legowo
menerima prestasi anaknya dibawah prestasi hasan.
Diputuslah
semua biaya hasan termasuk biaya makannya, dan anaknya wawan dipindahkan tinggalnya
dirumah neneknya yang beda kampung, putuslah hubungan hasan dengan bapak ulis
desa itu, ditengah kebingungan maka pak lili tempat hasan tinggal merasa iba
pada hasan yang terlantar, maka pak lili menawarkan hasan untuk tetap tingal di
rumahnya dengan sarat harus sambil membantu pekerjaan pak lili, seperti
menyabit rumput, mengambil kayu bakar dan lain sebagainya.
Dengan
senang hati hasan menyambut tawaran pak lili dalam benaknya kerja apun juga dia
bersedia selama yang mampu ia kerjakan sing penting bisa tetap sekolah, namun
lagi-lagi ujian buaat hasan masih datang juga, pada kenaikan kelas hasan naik
ke kls dua SMP, sepulang mencari kayu bakar pak lili bercakap pada hasan bahwa beliau tidak
sanggup membiayai hasan lagi dan hasan disuruh mencari majikan baru, dengan alasan
pak lili banyak anaknya yang harus beliau sekolahkan.
Disaaat
inilah hasan benar-benar merasa kebingungan, tinggal dirantau orang belum ada
yang kenal bagaimana bisa mencari majikan dalam sekejap belum lagi bayaran
sekolah masih nunggak, hasan benar-benar sangat bingung dalam jiwanya tetap
berkecamuk rasa ingin sekolah, umur tiga belas tahun harus berpikir sedasat ini
sungguh memilukan.
Hasan
berpikir terus sambil mengemasi harta bendanya yang hanya satu wadah bekas
kardus mie instan, hasan pikir aku akan pergi ke mesjid agung saja dan akan
tinggal di mesjid agung cisewu , biarlah nanti akan kerja mengepel mesjid terus
mudah-mudahan ada dermawan yang iba padaku, karena merasa bingung harus pergi
kemana?
Allah Swt memeberikan ujian pasti dengan jalan
keluarnya, istri pak lili yaitu ibu lusi membantu mencarikan majikan buat hasan
karena merasa iba pada hasan, maka ibu lusi berbicara pada saudaranya yang
hanya punya anak satu dan rumahnya tidak
jauh dari rumah ibu lusi pak lili.
Saudara ibu
lili bernama bapak rojak sangat baik hati beliaau menjemput hasan dirumah ibu
lusi yang sudah bersiap siap mengemas pakainya, lalu pak rojak ini mengajak
hasan untuk tinggal dirumahnya dengan persaratan yang sama seperti di majikan
yang sudah-sudah, hasan harus membantu pekerjan dirumah bapak rojak, hasan
sangat gembira dengan tawaran ini hari itu juga hasan pidah ke rumah bapak
rojak.
Kurang
lebih lima tahun hasan tingal di rumah bapak rojak sampai hasan tamat sekolahg
aliyah [sekolah menengah atas ]. Hasan masih punya cita-cita ingin melanjutkan
sekolah ke perguruan tinggi, lalu dia belajar ternak ikan di selokan hingga
hasan bisa menjual ikan, seiring berjalannya waktu dengan berganti tahun maka
hasan punya sedikit modal lalu ia mencoba peruntungannya kekota dengan harapan
dia bisa bejualan sambil kuliah.
Sampailah
hasan di kota lalu ia mulai menjajakan dagangan orang, membantu menyapu dan
mengepel di rumah orang untuk bekal mencari makan dan biaya kuliah, selesailah
hasan menempuh sarjananya, maka ia pulang kampung dengan terlebih dahulu
menjenguk pak lili yang konon kabarnya sedang sakit keras.
Setibanya
hasan dirumah pak lili didapatinya pak lili sedang terbaring lemas tak berdaya
karena penyakit yang dideritanya dalam usia lanjut, hasan menghampiri pak lili
dan membelai pak lili yang telah sedikit banyak berjasa pada hasan, dalam
kesedu sedanananya pak lili bertutur bahwa beliau berdosa pada hasan yang dulu
telah menyuruhnya pergi dengan alasan pak lili tidak sangggup lagi membantu hasan
sekolah, beliau bilang semua itu hanyalah pemintaan pak juru tulis yang
melarang pak lili untuk merawat hasan.
Namun hasan
tenang-tenag saja mendengar penuturan pak lili, berselang seminggu kemudian pak
lili meninggalkan dunia yang pana ini, hasan terngiang ucapan pak lili tentang
pak ulis yang harus mengusirnya dari kediaman pak lili, tapi hasan berhati baik
tidak ingin membalas sikap pak ulis yang
ditimpakan padanya, namun malah hasan beniat baik ingin membalas perbuatan pak
ulis dengan kebaikan.
Maka
terpikirlah oleh hasan untuk meminang anak pak ulis agar hasan bisa menyayangi
anak pak ulis setulus hati yaitu adik wawan yang bernama dewi,
Jadilah
hasan mempersunting dewi, demikianlah sikap hasan membalas kejelekan dengan
kebaikan, siapapun yang telah mengurus kita walau dengan sangat kejamnya,
ingatlah bahwa kita pernah makan melalui rijki yang allah titipkan pada orang
yang mengasuh kita, ingatlah selalu kebaikan orang walau sekecil apapun,
lupakan kesalahan orang walau sebesar
bukit tursina, semoga bisa berbening hati seperti hasan, amiiii….n.
Kini hasan
sudah menjadi seorang guru dan peternak ikan yang sukses di kampungnya.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus