Dan sudah
tiga bulan juga Rudy telah menjalani hubungan dengan Ainun. Sesekali dia datang
ke rumah Ainun dan berdiskusi dengan ayah Ainun yang juga dosen. Dia juga
kadang menjemput Ainun yang saat itu tengah bekerja di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Bahkan mereka pernah melewati malam dengan
menggunakan becak yang joknya ditutp padahal tidak hujan. Pada saat tiga bulan
itu, Rudy juga telah memantapkan hati dan pada suatu malam dia pun melamar
Ainun. Mengajaknya menikah dan tinggal bersamanya di Jerman. Tepat pada tanggal
10 Mei 1962 mereka menikah menggunakan adat jawa yang sangat kental dengan
suasan Islam. Dia mengajak Ainun untuk membangun suatu rumah tangga yang
mandiri, sakinah, mawaddah, dan warokhmah tanpa campur
tangan dari kedua keluarga besar. Sebelum kembali ke Jerman, Rudy juga mengajak
Ainun untuk ziarah ke makam ayahnya dan berbulan madu ke tiga kota.
Di sini,
saya sangat salut terhadap cinta tulus yang mereka tunjukkan. Dimana Ainun rela
meninggalkan karirnya sebagai dokter yang sebenarnya sangat berpeluang untuk
berkembang—secara dia adalah salah satu dokter berbakat—di Indonesia, hidup
merantau berdua bersama Rudy di negeri orang dengan biaya hidup yang sangat
terbatas. Mereka benar-benar membangun semuanya dari nol. Rudy hanya
mengandalkan gajinya sebagai asisten professor di tempatnya bersekolah S3.
Suatu hari Ainun sempat putus asa dan ingin kembali ke Indonesia, namun Rudy
memberikan semangat padanya untuk tidak menyerah. Ainun pun memberikan semangat
pada Rudy yang saat itu tengah bekerja di sebuah perusahaan kereta api Jerman
setelah lulus dari studi S3 nya. Rudy yang saat itu hampir menyerah karena
hitungan rancangan gerbong kereta apinya salah, langsung memiliki semangat
tinggi begitu Ainun menenangkannya. Mereka juga mampu membuktikan bahwa tak
semua kacang itu lupa akan kulitnya begitu pun Rudy. Rudy bahkan menawarkan
dirinya untuk mengabdi di Indonesia, di negerinya sendiri, meski sempat mengalami
kesulitan namun akhirnya dia dapat juga kembali.
Sekali lagi
mereka membuktikan bahwa kekuatan cinta mampu menjaga setiap pasangannya dari
godaan harta dan tahta. Di sini saya merasa bahwa Pak Habibie adalah pendengar
yang baik. Dia memperhatikan betul kata-kata istrinya untuk berhati-hati saat
berada pada posisi yang strategis di negeri ini karena bisa saja godaan harta
dan tahta menghampirinya dengan begitu mudah. Mereka tidak pernah berpikir
untuk selingkuh. Namun mereka selalu berusaha untuk menjaga bibit cinta yang
telah dikaruniakan oleh Allah. Pak Habibie pun bahkan pernah berjanji untuk
membuatkan truk terbang untuk Ainun. Dan karena janji itu pun dia mampu
menyelesaikan pesawat gatotkaca yang dirancang sendiri ole hank negeri melalui
IPTN (Industri Pesawat Terbang Nasional).
Kekuatan
cinta mereka kembali diuji ketika Ainun harus terbaring lemah di Rumah Sakit
akibat terserang kanker ovarium stadium 4. Hingga akhirnya Ainun harus
berpisah dari raganya. Satu lagi yang saya salutkan adalah, di saat kebanyakan
pria menikah setelah istrinya meninggal, namun tidak dengan pak Habibie. Justru
dia merasa bahwa ibu Ainun masih tetap hadir di hadapannya dengan cara
memejamkan matanya sejenak. Benar-benar the true everlasting love. Ini
merupakan salah satu nilai kehidupan yang harusnya bisa kita petik sebagai
pelajaran yang berharga dalam menjaga cinta kita.
Lagi rame dan angat-angatnya film ini Sobat,..
BalasHapusTerimakasih sharenya.
Sukses selalu