Jumat, 18 Januari 2013

Tangisan Kemiskinan



Pagi..
Pernahkah engkau menangisi terangmu sementara mentari dan embun menyapamu?
Siang..  
Pernahkah engkau menangisi terikmu sementara ada langit dan awan yang menemanimu? 
Malam..
Pernahkah engkau menangisi gulitamu sementara bulan dan bintang menghiasimu?

Tetapi
Disudut kota itu
Ku lihat tangisan kemiskinan diwajah sendu mereka
        Penampilan mereka kumuh dan lusuh tak terurus 
        Meski hamparan alam menimbun emas dan batubara
                  Rumah mereka beratap langit, berlantaikan bumi
                  Meski gedung pencakar langit serta rumah mewah berdiri kokoh
                           Tangan mereka menadah sekeping koin
                            Meski orang orang mengantongi uang berkarung karung

Tangisan kemiskinan itu memekakan telinga
Entah sampai kapan ia berhenti.
Wahai bangsaku, mari bersatu menghentikan tangisan itu
Hapus air mata mereka dengan kepedulian.





Artikel Terkait:

2 komentar:

  1. Semoga puisi ini menambah kepekaan hati kita kepada mereka yang membutuhkan.

    Happy blogging!

    BalasHapus
  2. semoga.amiin.
    tapi semoga tidak hanya sekedar bersimpati tapi juga berempati. karena sekecil apapun kepedulian kita insyaallah sangat berharga, berarti bagi mereka yang membutuhkan. dan tentunya jika ikhlas maka ada nilai plusnya dari sang Maha Pemberi yaitu keberkahan dalam hidup. InsyaALLAH

    yup! happy blogging juga!! :)

    BalasHapus