Pagi..
Pernahkah engkau menangisi terangmu sementara mentari dan embun menyapamu?
Siang..
Pernahkah engkau menangisi terikmu sementara ada langit dan awan yang menemanimu?
Malam..
Pernahkah engkau menangisi gulitamu sementara bulan dan bintang menghiasimu?
Tetapi
Disudut kota itu
Ku lihat tangisan kemiskinan diwajah sendu mereka
Penampilan mereka kumuh dan lusuh tak terurus
Meski hamparan alam menimbun emas dan batubara
Rumah mereka beratap langit, berlantaikan bumi
Meski gedung pencakar langit serta rumah mewah berdiri kokoh
Tangan mereka menadah sekeping koin
Meski orang orang mengantongi uang berkarung karung
Tangisan kemiskinan itu memekakan telinga
Entah sampai kapan ia berhenti.
Wahai bangsaku, mari bersatu menghentikan tangisan itu
Hapus air mata mereka dengan kepedulian.
Semoga puisi ini menambah kepekaan hati kita kepada mereka yang membutuhkan.
BalasHapusHappy blogging!
semoga.amiin.
BalasHapustapi semoga tidak hanya sekedar bersimpati tapi juga berempati. karena sekecil apapun kepedulian kita insyaallah sangat berharga, berarti bagi mereka yang membutuhkan. dan tentunya jika ikhlas maka ada nilai plusnya dari sang Maha Pemberi yaitu keberkahan dalam hidup. InsyaALLAH
yup! happy blogging juga!! :)