Minggu, 21 Juli 2013

Bahasa Dalam Konteks Keilmuan

....may be defined as ordered knowledge of natural phenomena and the rational study of relation betwen concept in which these phenomena are expressed

Dalam konteks ini, ilmu tidak lain adalah pengetahuan yang teratur tentang fenomena alam dan penelitian yang rasional tentang relasi-relasi antara konsep-konsep dengan feonemena yang diungkapkannya.

Pengetahuan yang teratur dan penelitian yang rasional itu tidak dapat dilakukan tanpa menggunakan bahasa yang selaras dengan kepentingan pengembangan ilmu.

Syarat pertama, kejelasan antara lain dapat terindikasikan dari (a) arti kata yang tidak menimbulkan keragu-raguan, (b) diciptakannya istilah-istilah yang kandungan maknanya didefinisikan, (c) struktur dan makna kalimat yang jelas, (d) adanya satu pokok yang jelas dalam paragraf dan kepaduan kalimat-kalimat yang mengacu kepada satu pokok dalam paragraf. 

Syarat kedua, sifat deskriptif yang dimaksud adalah bahasa itu menggambarkan kenyataan empris dengan spesifik, tertentu, dan terinci sehingga dapat dibuktikan dengan kesesuaiannya dan yang digambarkan itu.

Syarat ketiga, bahwa yang bernalar amat diperlukan untuk menyatakan hubungan sebab-akibat atau menyatakan harus runtun, tidak boleh bertentangan dengan satu sama lain, dan sistematis. 

Syarat keempat, pernyataan-pernyataan yang disusun haruslah dapat dikontrol. Artinya dapat diperiksa kebenaran dan kepalsuannya.

Syarat kelima, Bahasa ilmu haruslah memiliki kesederhanaan. Gejala-gejala dijelaskan secara ekonomis. Kesederhanaan ini bersangkut-paut dengan susunan yang sistematis dalam keilmuan. 

Syarat keenam, penggunaan bahasa keilmuan menuju bahasa yang abstrak. Hal ini selaras dengan arah yang dituju oleh ilmu.

 


Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar