Goresan pena ini ingin sekali ku tujukan
kepadamu ibu
Tak dapat ku tahan tangisan lirih dari
pelupuk mataku tak kala mengingatmu
Dan begitu tergerak hatiku untuk
menuliskan bait demi bait surat cinta untukmu
Ketika ku baca surat rintihan seorang ibu kepada anaknya.
Wahai ibu.. yang ku sayangi di bumi
Allah ta’ala..
Semoga Allah selalu menjagamu dimanapun
berada
Jangan engkau malu meski hanya
sekedar mencoba menuliskan surat untukku
Jangan pula engkau menyangka bahwa aku akan merobek merobeknya
Tidak ibu...
Karena surat yang engkau kirimkan sangat
aku idam idamkan sebagai pelipur laraku
Mungkin saat ini, aku belum mampu
menemuimu
Tapi hatiku selalu mengingatmu, dan rasa
cinta itu tak akan pernah pudar seumur hidupku
Wahai ibu..
Aku tau bahwasanya aku bukanlah anak
yang berbakti
Aku hanya merepotkanmu selama ini
Aku hanya membebanimu
Aku menyadari bahwa betapa bahagiannya
engkau wahai ibu ketika engkau mengandungku dengan susah payah. Ketika idur,
berdiri, makan, bernafas selalu dalam kesulitan akan tetapi semua tidak
mengurangi cinta dan kasih sayangmu padaku.
Aku tahu saat itu kondisimu saat itu
lemah diatas lemah, menderita, hingga aku terlahir kedunia ini
Wahai ibu..
Aku tahu, perasaan cintamu kepadaku
melebihi cintaku padamu
Tapi taukah engkau ibu,
Air mataku seakan telah menjadi penghias diwajah polosku
Mengenang semua salah dan hilafku
Mengenang kekeliruanku
Mengenang kebodohanku
Apakah semuanya telah termaafkan
Ibu.. jika ada rasa sakit hati dan luka
yang masih belum terobati katakan kepadaku
Katakan pula kepadaku bagaimana cara untuk menebus
kesalahan itu
Artikel Terkait:
Puisi
z15Evi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar