Kata profesi semakin terkenal kita dengar sejalan dengan semakin kuatnya tuntutan kemampuan profesional dalam bekerja. Apapun bentuk dan jenis pekerjaannya, kemampuan profesional telah menjadi kebutuhan individu.
Secara etimologi, profesi berasal dari istilah bahasa Inggris profesion atau bahasa Latinprofecus, yang artinya mengakui, pengakuan, menyatakan mampu atau ahli dalam melaksanakan pekerjaan tertentu. Pengakuan siapa? Kalau pengakuan itu datang dari penyandang profesi itu, muncul beberapa pertanyaan. Apakah kemampuan yang diakui atau diklaimnya itu benar-benar sebuah kenyataan? Apakah pengakuan itu tidak lebih dari sebuah kesombongan? Tidakkah pengakuan itu tidak lebih dari ‘riak-riak air’ yang sesungguhnya mengimplistkan kedangkalan derajat profesional penyandang profesi itu?
Penyandang profesi boleh mengatakan bahwa dia mampu atau ahli dalam melaksanakan pekerjaan tertentu asalkan pengakuannya disertai bukti yang riil bahwa dia benar-benar mampu melaksanakan apa yang dikerjakan, pekerjaan yang diklaim sebagai keahliannya. Akan tetapi, pengakuan itu idealnya berasal dari masyarakat atau pengguna jasa penyandang profesi itu atau berangkat dari karya ilmiah atau produk kerja lain yang dihasilkan oleh penyandang profesi itu. Pengakuan itu terutama didasari atas kemampuan konseptual-aplikatif dari penyandang profesi tersebut.
Secara terminologi, profesi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang mengisyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual. Kemampuan mental yang dimaskudkan di sini adalah adanya persyaratan pengetahuan teoritis pada definisi ini, pekerjaan-pekerjaan yang menuntut ketrampilan manual atau fisikal, meskipun levelnya tinggi dan tidak digolongkan dalam profesi. Dengan demikian, tidak muncul organisasi profesi, seperti Ikatan Tukang Semen Indonesia, Ikatan Tukang Sablon Indonesia. Bandingkan dengan Ikatan Dukun Indonesia, Persatuan Guru Republik Indonesia dan lain sebagainya.
Dari sudut sosiologis bahwa profesi merupakan pada suatu kelompok pekerjaan dari jenis yang ideal, yang sesungguhnya tidak ada dalam kenyataan atau tidak pernah akan tercapai, tetapi menyediakan suatu model status pekerjaan yang bisa diperoleh, bila pekerjaan itu telah mencapai profesionalisasi secara penuh. Istilah ideal itu hanya ada dalam kata, tidak dalam realita, karena sifatnya hanya sebuah abstraksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar