Nyadran istilah dari logat jawa yang bermakna silaturohim atau berkunjung ke famili dari keluarga besarnya. Nyadran pas banget dilakukan pada event tertentu, paling afdol dan biasaya dilakukan oleh warga muslim khususnya yaitu setelah melaksanakan sholat Idul Fitri yang baru 4 hari berlalu.
Istilah nyadran pada umat muslim yang merayakan Idul Fitri merupakan tradisi yang mesti dilakukan setiap tahunnya, pada umumnya nyadran dilakukan oleh seluruh keluarga dari kakak-adik hingga orang tua-orang tua mereka. Pelaksanaan sangatlah spontan karena tradisi ini sudah lama dilakukan bahkan saat agama Islam berkembang di Tanah Air.
Setiap daerah kegiatan nyadran dalam penyelenggarakan berbeda satu sama lain, ada yang dilakukan setelah Sholat Idul Fitri, biasanya berkelompok untuk bersilaturohim ke warga sektiarnya, dan pada Nyadran dilakukan hanya sekedar bersalam-salaman semata untuk meminta maaf satu sama lain. Di lain pihak nyadran yang dilakukan oleh keluarga biasanya setiap orang yang sudah berkeluarga membawa oleh-oleh yang diserahkan terutama kepada kakak yang tertua atau terlebih dahulu diberikan kepada orang tua mereka.
Dan setelah nyadran ke rumah orang tua, dan hari yang berbeda mereka nyadran kepada kelurga besar masing-masing dan biasanya yang nyadran memberikan oleh-oleh yang biasanya berisi: gula, teh, dan kue-kue makanan yang diberikan secara ikhlas kepada kakak-kakak tertua atau kakak ke-tiga, ke-dua, se-satu dan sebagainya tergantung jumlah saudara tertuanya. Kadang saudara tertua memberikan angpau berisi uang nominal Rp.10.000, dan seterusnya yang diberikan kepada anaknya adik-adiknya.
Nyadran sudah hampir ratusan tahun dilakukan, kegiatan ini merupakan ajang silaturohim antar keluarga, keluarga besar, atau antara tetangga. Tujuan nyadran adalah untuk mempererat tali persaudaraan hingga akhir hayat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar