Setiap masalah seharusnya ada jalan keluar untuk menyelesaianya. Demikian pula dengan krisis keluarga yang merupakan masalah keluarga yang amat rumit. Karena harus dicari akan masalahnya. lalu ditemukan solusinya. Akar masalah dari krisis keluarga biasanya bersumber pada, 1) Suami, 2) Istri, 3) anak-anak. Jika sumber persoalan ada pada pihak eksternal (ayah, ibu, anak) mungkin penyelesaianya akan lebih jelas dan agak mudah.
Akan tetapi jika sumber persoalan ada pada pihak eksternal, maka persoalan ini makin sulit untuk dipecahkan dan mencari solusinya. Sebagai contoh, adanya pihak ketiga antara suami dan istri yaitu orang yang mencintai suami/istri yang dikenal dengan sebutan 'selingkuh'. Hal ini sulit untuk dibicarakan dengan selingkuhannya itu, karena dapat dipastikan akan mengelak atau menghilang. Jika dia terus terang, maka akan berbahaya bagi dirinya alias terancam sebagai pengacau rumah tangga orang lain.
Adapun caranya yang terbaik dalam mengatasi krisis ini adalah sebagai berikut:
- Kearifan kedua orangtua dalam menyelesaikan krisis keluarga, terutama yang berhubungan dengan masalah anak dan istri. Istilah kearifan adalah cara-cara yang penuh dengan kasih sayang, kekeluargaan, memelihara jangan sampai ada yang terluka hatinya oleh sikap dan atau perbuatan orang tua. Akan tetapi cara ini memerlukan media yaitu di meja makan dan tempat shalat berjamaah di rumah yang dipimpin oleh ayah.
- Bantuan orang bijak, seperti ulama atau ustadz. Masalahnya mereka cukup kearifan dan bimbingan agama, akan tetapi kurang paham psikologi dan cara-cara membimbing. Mereka akan langsung menasehati jika terjadi penyimpangan perilaku pada anak dan remaja.
Cara ilmiah adalah cara konseling keuarga. Cara ini adalah yang telah dilakukan oleh para ahli konseling di seluruh dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar