Senin, 04 Maret 2013

uang kumal dan handphone




Mentari mencoba menggeliat diantara gundukan awan
Menelusup kecelah mendung
Samar seperti mata gadis kecil dengan pakaian lusuhnya
Duduk penuh harap diatas becak berkarat
Sesekali menatap muka keriput dengan pokek kumal selutut
Yang menggayuh penuh peluh
Dengan senyum dan wajah yang berkolaborasi warna langit
Berbekal  rengek dan gelayutan buah hatinya
Menatap wajah-wajah rapi berderet dengan terompet di mulutnya
Uang recehan bergambar kusam pun beberapa kali diurai
Bertukar sebuah handphone putih tak bemerek lagi

Awan pun menghilang tatkala senyuman menggelayut diantara goresan debu di kulitnya
Pengorbanan untuk buah hatinya
Membuatku tersenyum akan indahnya cinta

Iwang Nirwana





Artikel Terkait:

1 komentar:

  1. Perjuangan orang tua memang tiada terhingga.

    ada kata2:
    Orangtua ngasih makan anak sampai tutup usia.
    Anak lupa orangtua walau baru tutup remaja, karena terlalu sibuk dengan dirinya.

    BalasHapus