TAHTA TEBAL NOMINAL
Bumi basah saat langit menitikkan air mata
Menangguhkan sejenak burung burung gereja dipagi hari
Tak ayal hanya belenggu tertata rapi diantara besi pagi
Mengharap adanya hidup yang memaknai hari
Atas sebuah hukum ilahi yang dijalani seorang diri
Menunggu hati yang menjatuhi tentang apa yang terjadi
Dibawah tahta yang tersusun oleh angka angka jati diri
Kemilaunya laksana berlian yang terbayar mahal
Oleh setiap tangan tebal nominal
Atau keterpurukan tangan hampa yang terbelenggu kebebasannya
Lantas kucoba berdiri diantara tahta-tahta yang kejam
Saat air tak lagi menjadi air
Saat api pun tak lagi menjadi api
Saat cobaan tak lagi berpayung duka
Tetapi senyuman kelimang harta para manusia berbaju sama
Sunguh ini singgasana yang silau
Yang mahkotanya dari jeruji besi
Tahtanya dari tebal rupiah
Kilaunya datang dari mimpi pemberian Ilahi
Hmm ..
Inikah tempat yang kusingahi
Penuh palsu hati nurani
Iwang Nirwana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar