Pagi menyapa tanpa emas fajar
Saat surau telah berhenti menggema
Keheningan sesaat membawa kesejukan
Beriringan dengan nyanyian pipit yang
riang gemirang
Bibir pun tak hendak mengalah
Seakan berlomba mengejar detakan nafas dengan
lantunan wirid mengucap lirih serta
doa yang terpanjat
Mengharap tetesan embun dalam lautan
tinta yang hitam legam
Entah kapan berubah menjadi bening
Sementra masa berputar dengan
kecepatan tinggi
Langit pikiran memerah menghujam nadi
yang tersengal
Degupan jantung memompa vena mengadu
cepat bersama o2
Seakan membakar jiwa dan meniup
beliung penyesalan dihatiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar