BALADA TUKANG BECAK
Mentari mencoba menggeliat diantara gundukan awan
Menelusup kecelah mendung
Samar seperti mata gadis kecil dengan pakaian lusuhnya
Duduk penuh harap diatas becak berkarat
Sesekali menatap muka keriput dengan pokek kumal selutut
Yang menggayuh penuh peluh
Dengan senyum dan wajah yang berkolaborasi warna langit
Berbekal rengek dan
gelayutan buah hatinya
Menatap wajah-wajah rapi berderet dengan terompet di
mulutnya
Uang recehan bergambar kusam pun beberapa kali diurai
Bertukar sebuah handphone putih tak bemerek lagi
Awan pun menghilang tatkala senyuman menggelayut diantara
goresan debu di kulitnya
Pengorbanan untuk buah hatinya
Membuatku tersenyum akan indahnya cinta
Iwang Nirwana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar