Minggu, 23 Desember 2012

Kenapa Tidak Menulis Pengalaman Sederhana Saja?

Kenapa Tidak Menulis Pengalaman Sederhana Saja?

Meskipun tidak semua orang berminat menjadi penulis, namun cukup banyak juga orang yang memimpikan punya profesi jadi penulis. Beberapa pertimbangan seseorang ingin jadi penulis antara lain: waktu lebih fleksibel dan pengetahuan bertambah terus.

Kenapa tidak berani memulai?
Karena sebagian orang beranggapan bahwa menulis itu harus langsung bagus, apalagi kalau dibaca oleh umum. Akan tetapi, kalau memperhatikan perkembangan dunia tulis-menulis di Internet, jenisnya sangat bermacam-macam juga. Ada website yang sangat serius seperti jurnal ilmiah, ada yang semi serius seperti surat kabar, dan ada juga yang ringan-ringan saja seperti blog-blog yang memuat kegiatan sehari-hari pemilik blognya.

Saya pernah berkunjung ke blog yang sudah terkenal punya Pak Budi Rahardjo, ternyata salah satu blognya berisi tentang pengalaman sehari-hari atau ide-ide singkat yang dituangkan dalam satu atau dua paragraf. Dengan blog ini beliau ada yang mengkategorikan sebagai blogger Indonesia yang cukup populer di dunia maya.

Ada juga seorang blogger Amerika yang menyatakan bahwa isi blog itu tidak harus selalu panjang-panjang artikelnya, karena pengunjung juga tidak selalu ingin membaca semua tulisan kita. Boleh jadi hanya numpang lewat, baca sebentar hal-hal menariknya, sudah. Mereka berkunjung ke berbagai blog hanya untuk mendapatkan satu atau dua kalimat yang dibutuhkannya.

Bahkan ada juga blog yang berupa galeri makanan. Isinya ya itu hanya foto-foto makanan disertai satu atau dua kalimat sebagai deskripsinya.

Jadi, dengan adanya blog tidak ada lagi alasan tidak berani menulis. Bahkan saya pernah menulis tentang bala-bala, gehu, pisju, dan sejenisnya. Ada juga tuh orang bule yang baca. Padahal isinya hanya bahan utamanya apa dan rasanya bagaimana? Itu saja tidak kurang tidak lebih.

Satu hal lagi, saya kurang begitu paham menggunakan bahasa untuk masalah kuliner. Tapi dengan bahasa yang seadanya saja, toh tidak semua orang butuh bahasa romantis kalau hanya untuk cari tahu tentang bala-bala sebagai makanan khas sebagian orang Indonesia, iya kan?

Ketika nonton TV, saya melihat ada artis cantik dan menarik. Saya coba tulis juga tuh dalam beberapa paragraf. Ya lumayan lebih dari 100 kata bisa juga terkumpul.

Untuk itu mari menulis saat ini juga! Apa yang terlihat, terdengar, terasa, dan yang ada di sekitar kita adalah sumber ide untuk menulis, termasuk bagi yang suka nasi liwet khas Sunda, goreng jengkol yang masih disukai sebagian selebritis, atau yang lainnya. Semua bisa jadi artikel.

Oh, iya. Kalau sahabat-sahabat nonton, beberapa hari yang lalu ada kumpulan blogger (orang Indonesia dan asing) sengaja berkunjung ke tempat wisata. Ternyata pengelola tempat wisata menaruh harapan besar kepada para blogger untuk mempromosikannya. Jepret sini, jepret situ! Foto sini, foto situ! Hasilnya dituangkan dalam blog. Sederhana bukan?

Happy blogging!





Artikel Terkait:

2 komentar:

  1. MALAIKAT KECIL

    Malaikta kecil...
    kakinya juga kecil
    langkah maju mencari dan akan terus mencari
    Berlari dan berlari mengejar asa

    Malaikat kecil...
    Mulutnya kecil, suaranya mungil
    ucapnya adalah kejujuran
    Tangisnya adalah kasih sayang
    Tawanya adalah penghargaan

    Malaikat kecil...
    hatinya juga kecil
    sekecil harapannya pada dunia
    hanyalah CINTA dan KASIH SAYANG

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus